Hasil survey dilapangan sejak tahun 2008 hingga 2011 di Rt 19 Rw 04 tertulis jumlah bantuan Raskin sebanyak 735 Kg bantuan raskin tersebut untuk 96 KK,dari bantuan raskin ada tiga orang kepala keluarga (KK) yang baru terima tiga kali (tiga bulan) mendapatkan Raskin selama tiga tahun,terhitung dari bulan maret sampai bulan mei 2011 sekarang ini,
Dari ke sembilan puluh delapan KK termasuk dua orang yang tidak mendapatkan raskin tersebut tercatat 30 orang yang menerima 10 Kg,yang terima 5 Kg ada 62 orang,yang terima 7,5 Kg dua orang sedangkan yang terima 15Kg juga dua orang. Hasil pantauan panji nasional yang berhasil mengumpulkan data tersebut 665 Kg padahal beras yang harus di bagikan kewarga miskin berjumlah 735 Kg.
Berdasarkan data beras yang sudah terbagi sebanyak 665 Kg atau 6 kwintal 65 Kg sudah jelas beras yang datang sebanyak 735 Kg masih tersisa beras sebanyak 100 Kg itupun sudah berjalan selama tiga tahun.
Dari keterangan janda tua yang tidak mau disebutkan namanya ia mengaku selama tiga tahun ia tidak pernah mendapatkan bantuan Raskin sama sekali, Ironisnya lagi kenapa harus sekretaris dan bendahara yang dapat jatah raskin gratis,sementara masih ada salah satu warga yang belum mendapatkan raskin sama sekali selama tiga tahun.
Dari keterangan Pak Erfandi/Ifa dan Ponimin/Riska yang sudah diangkat oleh ketua Rt P.Atnayu atau P.Wiwin sebagai sekretaris dan bendahara keduanya tidak jelas tugasnya,ia mengaku kepada panji nasional,”agar keduanya jangan ikut apa apa dengan masalah ini,”tegasnya dan kedua orang tersebut diberi jata beras (Raskin) lima kilo gram selama empat pereode.
Dari kesadaran Pak Erfandi dan Pak Ponimin yang mempunyai rasa solidaritas yang tinggi terhadap masyarakat curah malang tanpa ada perintah dari pihak manapun ia mencari data dari pintu kepintu dari 98 KK,disana terdapat kesangsian kesangsian pembagian Raskin
Dari kejadian itu kedua orang tersebut merasa bersalah,”kenapa beras harus diberikan sama saya sementara yang tidak kuat bekerja yang janda belum mendapatkan jatahnya..?
Dari kejadian ini kita semua bisa menarik kesimpulan sekalipun jauh dari keramaian,serta sulitnya transportasi ke daerah curah malang,masyarakat diam bukan berarti bodoh,tidak bergerak bukan berarti lumpuh,tapi masyarakat segan dengan permasalahan,apapun permasalahan didesa,seharusnya desa yang menangani,tapi selama tiga tahun belakangan ini desa kita seakan adem ayem saja dengan masalah ini.ada apa,masyarakat berharap adanya penanganan dari instansi terkait sehubungan dengan raskin di desa kami..(team)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar