5 Jun 2011

Surabaya Nite Battle Drag Bike

Surabaya Panjinasional. Kejuaraan Drag Bike bertajuk Nite Battle Drag Bike Championships 2011. akan diselenggarakan sabtu (11/06), yang akan melibatkan ratusan peserta dan digelar di kawasan Sirkuit Pantai Ria Kenjeran Surabaya. Kejuaraan Motor Drag Bike sepanjang 201 meter ini dimotori Trendy Promo Mandira bekerja sama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa Timur juga beberapa sponsor pendukung. Surabaya kembali ketempatan sebagai tuan rumah sesudah putaran sebelumnya di gelar di Tasikmalaya dan Bekasi. dengan digelarnya di Surabaya ini akan memacu atlet-atlet potensi baru. Perbedaan dengan Drag Bike sebelumnya, kejuaraan ini akan digelar malam hari. Selain lebih menarik, ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk pembalap.Untuk kejuaraan Drag Bike di Surabaya ini merupakan putaran ketiga sesudah putaran pertama digelar di Tasikmalaya dan putaran kedua di Bekasi.Surabaya ditargetkan mencapai 600 starter.Sementara yang dipertandingkan 12 nomor dari mulai kelas 1 bebek 4 tak Tune Up sampai 130 cc juga kelas 12 Free For All.(Ir/Bp)

Surabaya Raih Adipura Kencana

Surabaya Panjinasional. Kado spesial bagi Kota Surabaya, tepat di HUT yang ke - 718. Kota Pahlawan kembali menyabet penghargaan di bidang lingkungan hidup yakni Adipura Kencana yang rencananya akan di serahkan selasa (7/6), yang langsung diberikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.Untuk meraih penghargaan Adipura Kencana 2011, memang tidak mudah. harus melalui semua nominasi dan lima tahapan penilaian. Setelah sukses melewati empat tahapan,Kota Surabaya menduduki peringkat dua besar bersama Palembang untuk menuju tahapan terakhir yakni presentasi dihadapan dewan juri.
Penilaian Adipura tahun ini memang agak sedikit berbeda dari tahun lalu, karena kepala daerah diharuskan presentasi dihadapan para juri. Selain itu, tahun lalu Adipura hanya terfokus pada masalah pengelolaan kebersihan, sedangkan untuk tahun 2011 ditingkatkan tahapannya dengan menambah penilaian Adipura Kencana lebih lengkap termasuk pengelolaan lingkungan serta pengelolaan transportasinya.
Selain meraih Adipura Kencana sebagai kota terbersih untuk kategori kota metropolitan, SDN KANDANGAN I, SDK SANTA MARIA dan SMP N 16 Surabaya, berhasil juga meraih penghargaan Kalpataru serta penghargaan Adiwiyata bagi tiga sekolah tersebut.(Ir/Bp)

4 Jun 2011

SOSOK BAYI MISTERUS DI DALAM TAS

Kota Batu,Panjinasional.  Warga desa mojorejo,kajang kecematan junrejo Kota Batu dihebohkan dengan penemuan seorang bayi perempuan di bangunan kosong milik PU Bina marga provinsi Jawa-Timur,  Bayi yang diperkirakan masih berumur sekitar 3 hari itu ditemukan oleh warga bernama Giso (54) salah seorang petugas jaga ex bangunan PU Bina marga provinsi Jawa-Timur
Pagi itu giso berniat untuk buang air kecil, namun tanpa rasa curiga dia melihat sebuah tas berwarna abu-abu, karena penasaran ingin membukanya  dan bertapa terkejutnya saat melihat sesosok bayi mungil dbungkus kain sarung dalam keadaan basah dan bergerak aktif
Tanpa berpikir panjang Giso langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Junrejo, tak lama kemudian segera bayi itu di kirim ke puskesmas Beji untuk diberikan perawatan khusus,  mengingat bayi dalam keadaan kedinginan dan tali pusar sudah terpotong. Diperkirakan bayi tersebut sengaja dibuang pada saat dini hari pada saat warga masih tertidur lelap.
Saat diklarifikasi wartawan Kapolsek  Junrejo AKP. SUTANYO.SH membenarkan kejadian itu dan sampai saat ini pihaknya tengah mengadakan penyelidikan lebih lanjut,  berbekal barang bukti dua kancing bertuliskan universitas Brawijaya dan surat wasiat bertuliskan nama yang sengaja dituliskan oleh orang tua bayi yaitu ADINA PARASMAY .
Hingga saat ini sosok bayi mungil itu masih dititipkan kepada kepala puskesmas Beji Dr.Sahariono dan dalam perawatan bidan Yuliana, salah seorang petugas puskesmas menjelaskan saat ini bayi dalam keadaan sehat cuma ada sedikit gangguan hisapnya, pada saat di beri susu botol dan mulai pertama diketemukan hingga saat ini bayi perempuan mungil itu banyak yang berniat ingin mengadopsinya (R10)

PEMBANGUNAN RS Soewandi TERSENDAT, SIAPA YANG DISALAHKAN

Wajar banyak tikus, karena belum selesai, asal jangan ada tikus besar yang menggerogoti anggaran pembangunannya
Surabaya –Panjinasional..Beberapa miggu yang lalu, di beberapa halaman media di Surabaya di penuhi oleh pemberitaan mengenai Rumah Sakit Suwandhi yang ditegur anggota dewan kota Surabaya, perihal  adanya tikus di ruang penyimpanan obat, dan adanya obat-obatan yang kadaluarsa.
Mencermati hal tersebut sungguh memprihatinkan kita, karena semua kesalahan yang ditumpahkan kepada Rumah Sakit Suwandhi membuat resah masyarakat khususnya para pasien yang sedang dirawat, padahal sebenarnya bukanlah mutlak kesalahan piahak rumah sakit, akan tetapi lebih banyak di sebabkan karena belum dapat difungsikannya gedung baru yang layak untuk sebuah Rumah sakit sekelas Rumah Sakit Suwandhi.
Apabila kita telaah lagi, maka kesalahan tersebut layak dilayangkan kepada pihak yang terkait dengan penbangunan gedung baru yang sampai saat ini belum juga dapat difungsikan, jadi wajar saja apabila  bangunan lama yang memang sangat tidak layak untuk sebuah tempat menampung pasien dengan berbagai penyakit, termasuk banyak dihuni juga oleh berbagai binatang yang kotor (tikus’red) karena memang ruangan yang ada saat ini sudah tidak layak lagi digunakan dimana pasien seakan-akan berada di tempat pengungsian.
Sedangkan pihak terkait tentunya pemkot dan jajaran dinas yang berkaitan dengan pembangunan RS Suwandhi serta dalam hal pengadaan obat yang kadaluwarsa,  menurut versi para pengamat masih dalam batas kewajaran, karena obat itu sebenarnya bukan kedaluarsa, karena kebanyakan obat yang memang jarang digunakan oleh pasien maskin yang  berobat ke Runah Sakit yang berada di wilayah tambah rejo tersebut.
Namun kadang -kadang wartawan memang gampang menghakimi persoalan yang belum pasti kebenarannya, banyak media enggan mencari fakta dilokasi, kalau ada orang dewan berteriak media menulis dan menghakimi secara berjamaah, apabila hal tersebut memang terjadi sesuai fakta sebaiknya dikonfirmasi dulu pihak pengelolanya, sehingga tidak meresahkan masyarakat miskin yang  sangat membutuhkan RS Soewandi sebagai rujukan dari puskesmas, karena menurut pantauan panjinasional ternyata masyarakat miskin kota Surabaya masih sangat berharap kalau Rumah Sakit Suwandhi harus tetap sebagai sebuah Rumah Sakit dan bukan sebagai sebuah Puskesmas, seperti berita yang diwacanakan oleh beberapa anggota dewan.
Sebagaimana komentar sekretaris lsm jppk suganda, adalah wajar proyek belum selesai banyak tikusnya, asal jangan ada tikus tikus besar yang bakal menggerogoti anggaran pembangunannya (ciupektong)

LSM KRITISI JATAH PROYEK ANGGOTA DEWAN.

BELUM begitu lama temuan kasus pinjaman sebanyak Rp.1.273.328.000,- yang hingga kini belum   dikembalikan oleh 27 mantan anggota DPRD Kabupaten Bangkalan periode 1999-2004. Termasuk pinjaman sebesar Rp.1.974.481.000,- yang terungkap kepermukaan, belum juga dikembalikan atau dicicil secara tuntas oleh 42 anggota DPRD Kabupaten Bangkalan masa bhakti 2004-2009 yang tidak terpilih kembali atau dipilih sebagai anggota dewan pada periode berikutnya. Sebagaimana hasil pemeriksaan (audit) BPK per 31 Desember 2008, disebutkan bahwa pinjaman yang dimaksud diatas adalah jumlah tambahan pendapatan selain gaji tetap bulanan para anggota DPRD Bangkalan periode 1999-2004 dan 2004-2009 berupa tunjangan akhir masa bhakti, tunjangan aspirasi masyarakat 2004 serta bantuan terdiri dari bantuan kesejahteraan, pemeliharaan kesehatan, air PDAM, rekening telepun dan listrik yang terlanjur diterima, berdasarkan ketentuan UU yang berlaku harus dikembalikan ke kas Negara.    
Lagi lagi, masyarakat Kabupaten Bangkalan dibuat terkejut karena para wakil rakyat yang terbilang terhormat itu tak henti-hentinya diterpa isyu panas berkaitan dengan jatah proyek yang dananya bersumber dari APBD Kabupaten Bangkalan. Beberapa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) Bangkalan yang terbilang getol mengkritisi kinerja anggota DPRD Kabupaten Bangkalan masa bhakti 2009-2014 itu, akhir-akhir ini suaranya tampak semakin lantang dalam menyoroti sepak terjang beberapa anggota dewan yang ditengarai sering meminta jatah proyek kepada pihak eksekutive. Ternyata bukan hanya sebatas informasi bohong  namun dugaan itu memang benar adanya.
Terbukti dari pernyataan dua wakil rakyat bernama Haryanto, mengaku pernah dua kali mendapat jatah proyek skala kecil-kecilan diantaranya untuk perbaikan jalan bernilai Rp.80 juta dari Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Pemkab Bangkalan dan proyek sebesar Rp.125 juta dari PU Cipta Karya dan Tata Ruang Pemkab Bangkalan. Hal senada juga disampaikan Sofiullah Sarip dari fraksi PKNU pernah mendapat jatah proyek bernilai Rp.150 juta untuk perbaikan jalan dikampung halamannya di Kecamatan Kokop.
Tidak hanya sampai disitu saja, dugaan kongkalikong antara beberapa anggota dewan dengan pelaksana proyek juga diungkap oleh Ketua LSM Lempar Bangkalan, Drs.Fathurrahman,SH. Menurutnya masih banyak anggota dewan lainnya yang minta jatah proyek kemudian dijual kepada CV/PT sebagai pelaksana proyek dengan imbalan fee yang sudah disepakati bersama. “Yang paling memperihatinkan adalah pemaksaan kehendak untuk menggeser lokasi proyek tertentu ketempat yang diminta oleh beberapa anggota dewan. Ini kan salah satu bentuk arogansi yang terlalu berlebihan,” ujar Fathurrrahman.
Mendapat tanggapan serius dari salah satu penasehat paguyuban Aliansi Jurnalis Independen Bangkalan (AJIB), K.H.Achmad Ali Ridho Syamsul Arief. Menurutnya, apapun alasannya sebaiknya anggota dewan kembali kepada fungsi semulanya yakni ngurusi kepentingan rakyat, jangan ngelantur kemana-mana atau ikut cawe-cawe kalau bukan menyangkut bidang tugasnya. Apalagi sampai meminta jatah proyek kepada pihak eksekutif, akibatnya bisa menimbulkan presedent buruk ditengah-tengah masyarakat. “Kedepan, kita harapkan kasus yang sudah lama menjadi gunjingan diberbagai kalangan komunitas itu tidak terulang. Sekarang tinggal menunggu sikap dari pihak eksekutif, apakah masih punya nyali besar untuk mengatakan tidak atau menolak secara tegas ketika para anggota dewan kembali meminta jatah proyek,” pungkas Ra Achmad kepada koran ini (AM.).