Wajar banyak tikus, karena belum selesai, asal jangan ada tikus besar yang menggerogoti anggaran pembangunannya
Surabaya –Panjinasional..Beberapa miggu yang lalu, di beberapa halaman media di Surabaya di penuhi oleh pemberitaan mengenai Rumah Sakit Suwandhi yang ditegur anggota dewan kota Surabaya, perihal adanya tikus di ruang penyimpanan obat, dan adanya obat-obatan yang kadaluarsa.
Mencermati hal tersebut sungguh memprihatinkan kita, karena semua kesalahan yang ditumpahkan kepada Rumah Sakit Suwandhi membuat resah masyarakat khususnya para pasien yang sedang dirawat, padahal sebenarnya bukanlah mutlak kesalahan piahak rumah sakit, akan tetapi lebih banyak di sebabkan karena belum dapat difungsikannya gedung baru yang layak untuk sebuah Rumah sakit sekelas Rumah Sakit Suwandhi.
Apabila kita telaah lagi, maka kesalahan tersebut layak dilayangkan kepada pihak yang terkait dengan penbangunan gedung baru yang sampai saat ini belum juga dapat difungsikan, jadi wajar saja apabila bangunan lama yang memang sangat tidak layak untuk sebuah tempat menampung pasien dengan berbagai penyakit, termasuk banyak dihuni juga oleh berbagai binatang yang kotor (tikus’red) karena memang ruangan yang ada saat ini sudah tidak layak lagi digunakan dimana pasien seakan-akan berada di tempat pengungsian.
Sedangkan pihak terkait tentunya pemkot dan jajaran dinas yang berkaitan dengan pembangunan RS Suwandhi serta dalam hal pengadaan obat yang kadaluwarsa, menurut versi para pengamat masih dalam batas kewajaran, karena obat itu sebenarnya bukan kedaluarsa, karena kebanyakan obat yang memang jarang digunakan oleh pasien maskin yang berobat ke Runah Sakit yang berada di wilayah tambah rejo tersebut.
Namun kadang -kadang wartawan memang gampang menghakimi persoalan yang belum pasti kebenarannya, banyak media enggan mencari fakta dilokasi, kalau ada orang dewan berteriak media menulis dan menghakimi secara berjamaah, apabila hal tersebut memang terjadi sesuai fakta sebaiknya dikonfirmasi dulu pihak pengelolanya, sehingga tidak meresahkan masyarakat miskin yang sangat membutuhkan RS Soewandi sebagai rujukan dari puskesmas, karena menurut pantauan panjinasional ternyata masyarakat miskin kota Surabaya masih sangat berharap kalau Rumah Sakit Suwandhi harus tetap sebagai sebuah Rumah Sakit dan bukan sebagai sebuah Puskesmas, seperti berita yang diwacanakan oleh beberapa anggota dewan.
Sebagaimana komentar sekretaris lsm jppk suganda, adalah wajar proyek belum selesai banyak tikusnya, asal jangan ada tikus tikus besar yang bakal menggerogoti anggaran pembangunannya (ciupektong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar